Umat tidak mengerti Misa tradisiona/Latin?


Lagi-lagi Misa Latin
Tentang Misa Forma Extraordinari, ada yang berkomentar di FB demikian:
“Misa tradisional [maksudnya FE] serasa milik imam saja, apalagi berbahasa Latin. Umat tidak terlibat. Tetapi memang terasa sangat sakral.”
Komentar seperti ini tidak hanya ada di kepala awam tetapi juga klerus. Karena tidak seluruhnya benar, dan kebenaran setengah lebih berbahaya. Maka dari itu saya memberikan sedikit, karena terbatas waktu dan keahlian, tanggapan.
Pertama, Misa baik FE (baca tradisional) maupun FO (baca sesudah Vatikan II), kedua-duanya bukan milik imam. FO-lah yang sering menjadi milik imam saja, karena imam sering merasa mempunyai kuasa dan hak untuk mengubah, menambah, dan menghilangkan sesuatu yang sudah diatur oleh rubrik. Imam yang menaati rubrik (READ BLACK, DO RED) entah itu rubrik 1962 (FE) maupun 1970 (FO) adalah imam yang taat, yang rendah hati, yang menyatakan bahwa Misa bukan miliknya, bukan milik umat juga. Misa bukan milik siapa-siapa. Misa menyangkut Kurban Yesus Kristus kepada Bapa.
Kedua, Latin adalah bahasa Gereja, dan bahasa liturgi. Jadi rubrik 1962 (FE) maupun 1970 (FO) kedua-duanya dalam Latin. Konsili Vatikan II tidak pernah bermaksud menghilangkan Latin sebagai bahasa liturgi.
Masih bagian dari kedua, masalah yang sering dilontarkan adalah “Latin tidak ada yang mengerti.” Saya juga tidak mengerti Latin. Saya tidak ke seminari menengah seperti kebanyakan imam, dan di seminari tinggi, saya tidak ada kesempatan belajar Latin. Jadi betul zero dalam Latin. Tapi mengapa saya berusaha (dan akhirnya bisa) untuk mempersembahkan Misa dalam Latin? Kita ambil contoh doa Bapa Kami. Saya hafal Pater Noster dan saya mengerti Pater Noster artinya Bapa Kami. Tetapi yang saya sulit jelaskan dan ini tidak perlu adalah mengapa harus pater bukan patris seperti dalam In nomine Patris... Yang penting adalah mengerti apa yang saya ucapkan. Hampir sebagian besar dari Misa kita tahu dan mengerti, dengan sendirinya memakai Latin, kita tetap akan mengerti.
Lantas bagaimana dengan bacaan dan doa yang berganti menurut tanggal liturgi? Bacaan-bacaan rubrik 1962 bisa dibaca dalam bahasa lain, sesudah dibaca dalam Latin. Sedangkan doa-doanya tersedia terjemahannya. Supaya saya mengerti bacaan dan doa yang saya ucapkan selama Misa, sehari sebelumnya saya sudah baca terjemahannya. Baik awam maupun imam masing-masing punya PR.
Ketiga, keterlibatan umat. Manakah yang dimaksud dengan keterlibatan umat? Dialog antara imam dan umat? Umat menyanyi? Umat ikut mengucapkan doa-doa yang seharusnya hanya imam yang ucapkan? Umat ikut gerakan imam seperti merentangkan tangan? Umat bergandengan tangan saat doa Bapa Kami? Homili yang membuat umat tertawa atau tanya jawab saat pembukaan dan homili? Ini bisa dianggap keterlibatan umat. Sekiranya Misa tidak dimengerti membangun relasi antara imam dengan umat dan antar umat, tetapi membangun relasi dengan Tuhan, partisipasi umat akan dimengerti lain. Kita datang ke Misa untuk berdoa dan terlebih menyembah Tuhan. Dalam Misa Forma Extraordinari demikian juga dengan Forma Ordinari, kita datang untuk mendengarkan Tuhan dan menyembah Tuhan. Itulah sebabnya kita lebih banyak diam. Diam ini bukan dengan pikiran melantur ke sana ke mari tetapi arahnya kepada Tuhan. Di awal Misa, baik FE maupun FO, saya selalu tekankan kedua forma, kita sudah mulai memohon kerahiman Tuhan, bersyukur atas pengampunan Tuhan. Ini yang harus mendominasi pikiran dan perasaan kita. Tentunya saat bacaan dan homili atau kotbah, kita mendengarkan imam. Lantas saat Canon atau Bagian Ekaristi/Doa Syukur Agung, pikiran, perasaan, dan terlebih sikap tubuh kita pada posisi menyembah. Seluruhnya diarahkan kepada Bapa, sebagaimana Yesus yang mempersembahkan diriNya. Tidak berlebihan jika awam saat Canon atau DSA berlutut menyembah Tuhan.
Keempat, terakhir, Misa traditional (FE) lebih sakral. Misa baik FE maupun FO kedua-duanya sakral. Tidak lebih tidak kurang. Soal perasaan kadang kala menipu. FO juga akan menyentuh perasaan bagi mereka yang merindukan keagungan, sekiranya FO dirayakan secara benar sesuai dengan rubrik. FO akan menjawab kehausan akan misteri, sekiranya dirayakan dengan benar. Awam capek dengan imam yang berkreativitas, yang main kuasa dalam liturgi. Karena banyaknya penyelewengan dalam Misa, semakin banyak awam yang merindukan Misa FE.
Semoga kita semakin menyembah Tuhan secara benar. Amin.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.