Kerahiman Tuhan (1)
Kerahiman
Tuhan adalah salah satu tema yang patut kita renungkan selama masa Prapaskah
ini. Sejak saya masuk CICM, tema tentang kerahiman Tuhan ini lebih banyak saya
renungkan. Tentunya lebih dari sekedar merenungkannya, saya juga semakin
merasakan kerahiman Tuhan itu dalam hidup saya.
Kata
‘rahim’ mempunyai beberapa arti. Bukanlah sesuatu yang kebetulan jika kata
rahim bisa merujuk pada kandungan ibu dan juga pada belas kasih. Kandungan ibu
dan belas kasih berkaitan satu sama lain. Untuk mengerti baik kata ‘rahim’
dalam arti belas kasih itu kita selayaknyalah menghubungkannya dengan kandungan
ibu yang juga adalah arti dari kata ‘rahim’ itu. Belas kasih ibu bisa merangkum
hubungan itu.
Seorang
ibu mulai dari masa kehamilan sampai pada kematian akan selalu mengasihi
anak-anaknya. Ia akan selalu berusaha dari kekurangan dan keterbatasannya
membahagiakan anak-anaknya itu. Belas kasih ibu atau orang tua (bapak dan ibu) akan
nampak semakin nyata ketika mereka tetap menyayangi anaknya yang nakal, kurang
ajar, atau jahat. Tentu saja orang tua sedih jika anaknya berkelakuan tidak
baik tetapi mereka tidak sampai hati mengingkari anak mereka itu. Malah mereka
semakin mencintainya. Orang tua tentunya mencintai semua anak-anak mereka,
tetapi ada saja anak yang lebih diperhatikan, lebih disayangi. Biasanya yang
lebih diperhatikan itu adalah anak yang sakit-sakitan, yang jelek, atau yang
nakal. Orang tua akan mengupayakan apa saja untuk anak mereka yang nakal itu
supaya anaknya tetap bahagia dan tetap merasa disayangi.
Kerahiman
Tuhan lebih daripada belas kasih ibu atau orang tua. Tidak mungkin seorang ibu
tidak akan menyayangi anak dari kandungannya, tetapi sekiranya itu mungkin,
Tuhan tidak akan melupakan manusia (bdk Yes 49,15). Kasih sayang orang tua itu
jauh lebih besar dari kelakuan buruk anak-anak mereka. Demikian juga Tuhan.
Kerahiman Tuhan itu jauh lebih besar dari segala dosa, kesalahan, kelemahan,
keterbatasan dan ketidaklayakan kita. Kasih orang tua tidak mengharapkan
balasan. Mereka hanya menginginkan anak-anak mereka bahagia. Demikian juga dengan
Tuhan. Kerahiman Tuhan tidak bisa kita tukar dengan segala perbuatan baik kita.
Kerahiman Tuhan itu cuma-cuma. Tuhan ingin kita bebas dari rasa salah, rasa
ketidaklayakan, rasa berdosa supaya kita bebas menikmati hidup yang Tuhan telah
berikan.
Kadang
kala kita berpikir bahwa kerahiman Tuhan itu ada batasnya. Jika kita tidak
bertobat sebelum maut menjemput kita, nasib kita adalah neraka. Tetapi kita
perlu percaya bahwa kerahiman Tuhan itu tidak bisa dibatasi termasuk kematian. Jangan
sampai kita heran jika di surga nanti kita duduk berdampingan dengan tetangga
kita yang berkelakuan buruk. Jangan sampai kita mengatakan kepadanya: “kamu
juga ada di sini,” seolah-olah dia tidak mempunyai hak akan surga, hak untuk
diampuni. Orang bisa saja akhirnya bertobat setelah sampai di hadapan Tuhan,
karena Tuhan selalu melakukan segala macam cara supaya manusia mau menerima
tawarannya yaitu hidup abadi bersama denganNya. Sampai-sampai Ia memberikan
PutraNya sendiri sebagai pemulih atas dosa-dosa kita. Kalau itu tidak cukup, Ia
melimpahkan Roh KudusNya yang akan membuat kita selalu merindukan kerahiman
Tuhan itu dan berteriak memohon kepada Bapa yang sungguh maharahim. Jadi
kerahiman Tuhan itu sungguh tidak terbatas, lebih dari yang bisa kita pikirkan.
Apa yang Tuhan inginkan dari kita?
Tidak lain tidak bukan: “Ya Tuhan, kasihanilah aku orang berdosa ini.” atau
lebih kerennya: “Kyrie eleison. Christe eleison.” Amin.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.