Mabuk akhirnya menderita

Lukas 16:19-31

Mereka yang mabuk, entah itu mabuk cinta, mabuk alkohol, mabuk di mobil, pesawat dan kapal laut, pada umumnya tidak memperhatikan apa yang terjadi di sekitarnya, bahkan tidak memperhatikan apa yang terjadi pada dirinya sendiri. Mereka memusatkan diri pada kesenangan atau kesakitan itu sendiri bagi yang sedang bepergian dengan kendaraan. Kita bisa membayangkan apa yang terjadi bagi seorang pengemudi mobil yang mabuk. Meskipun tertulis besar-besar dibelakang mobil mereka demikian: Pengemudi mobil ini sering mabuk, harap hati-hati, mereka tidak akan sampai berpikir bahwa mengemudi dalam keadaaan mabuk bisa membahayakan orang lain dan dirinya sendiri. Selain itu tidak ada gunanya memberikan nasehat kepada orang mabuk, karena mereka tidak akan mendengarkannya.

Saya kira bacaan Injil hari ini kurang lebih situasinya demikian. Orang kaya tentunya mabuk karena pesta poranya, bahkan setiap hari, sehingga tidak melihat ada orang yang mati kelaparan di depan pintunya. Lazarus itu tidak hanya mati karena kelaparan juga karena penyakit, yang kemungkinan adalah kusta, dan karena kesendirian, tersingkir di luar. Lantas orang kaya itu meninggal dan karena kelalaiannya, ia harus menderita di api nereka. Orang kaya itu menyuruh Abraham mengutus Lazarus untuk pergi mengingatkan keluarganya yang masih hidup di dunia. Tentu saja hal itu tidak mungkin karena seperti yang sudah saya katakan tadi orang mabuk tidak akan mendengar nasehat atau peringatan dari siapa pun, termasuk yang bangkit dari alam maut.

Ada banyak hal dalam hidup kita yang dapat membuat kita mabuk atau dengan kata lain melupakan apa yang terjadi di sekitar kita. Orang bisa mabuk karena harta, uang, sex, kekuasaan, ketenaran, atau narkoba misalnya. Bahkan ritual-ritual agama pun bisa membuat orang lupa, terbius, atau mabuk. Tidak heran, sesudah bulan puasa, kita mendengar orang ditikam. Maka marilah kita melihat apa saja yang bisa membuat mata dan telinga kita tertutup bagi apa yang sedang terjadi di sekitar kita. Jangan sampai kelalaian kita membuat kita harus menderita dalam api nereka.

Kita boleh saja berpesta, mengejar sebuah jabatan, mengharumkan nama, menikmati segala kebaikan yang Tuhan sendiri telah berikan, tetapi jangan sampai kita mabuk, jangan sampai kita lupa daratan, jangan sampai melupakan apa yang terjadi di sekitar kita. Jangan sampai ada orang mati dalam kelaparan, dalam kesendirian, dalam penyakit di sekitar kita karena kelalaian kita. Padahal kita mempunyai banyak hal yang bisa kita berikan. Jangan sampai kita masuk dalam penderitaan yang berkepanjangan atau penderitaan abadi karena kemabukan atau kelalaian kita. Semoga. Amin.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.